ROHMAD
Universitas Islam Malang
Jl. MT. Haryono 193 Malang, email : tripurnomohari@yahoo.com
ABSTRAK
Di sekolah dasar menunjukkan bahwa sebagian besar interaksi kelas dikuasai oleh guru. Sehingga siswa tidak dapat membuat puisi bebas dengan jalan mencurahkan ide, bentuk-bentuk puitis, rima, irama dan aturan-aturan dalam menulis puisi bebas.
Penelitian ini akan difokuskan pada pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia utamanya dalam ketrampilan menulis puisi bebas.
Dari penelitian yang panjang diperoleh simpulan bahwa kemampuan menulis puisi bebas siswa kelas V dapat ditingkatkan melalui teknik sumbang kata.
Berdasarkan hasil dan temuan penelitian, pembahasan dan simpulan, berikut peneliti sampaikan beberapa saran, diantaranya sebagai berikut. Salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan kemampuan menulis puisi bebas adalah keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran oleh karena itu menggunakan teknik sumbang kata merupakan salah satu alternatif dalam pembelajaran menulis puisi bebas.
Kata-kata kunci: peningkatan kemampuan, menulis puisi bebas, teknik sumbang kata
PENDAHULUAN
Melalui studi pendahuluan yang telah dilakukan di SDN 1 Kupuk Kabupaten Ponorogo, diketahui bahwa siswa kelas V SDN 1 Kupuk Kabupaten Ponorogo masih menghadapi kendala dalam menulis puisi bebas.
Kompetensi Dasar kelas V SD yang berkaitan dengan menulis sebanyak enam KD. Dari keenam KD itu yang paling sulit dicapai KKMnya adalah menulis puisi bebas. Nilai awal siswa kelas V SDN 1 Kupuk dapat dijelaskan bahwa siswa yang belum mencapai ketuntasan (memperoleh nilai di bawah 70) sebanyak 15 anak atau 75%, nilai terendah sebesar 30 dan tertinggi 75 dengan nilai rata-rata secara klasikal sebesar 53,50.
Guru kelas V SDN 1 Kupuk dalam membelajarkan menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat menggunakan metode ceramah dan penugasan.
Dalam mempelajari menulis puisi mulai dari tahap pramenulis, pemburaman, perbaikan, dan publikasi siswa kurang termotifasi, siswa terlihat malas menulis. Bahkan saat membaca puisipun siswa kurang termotifasi, siswa terlihat bingung dan malu membaca puisinya.
Dalam memberikan penilaian guru menggunakan penilaian produk. Penilaian produk meliputi: (1) judul puisi, (2) kesesuaian isi puisi dengan judul, (3) kesesuaian ilustrasi dengan isi puisi, (4) tulisan, (5) penggunaan bahasa.
Dalam mempelajari menulis puisi bebas siswa terlihat kurang berminat, hal ini dapat dilihat siswa tidak bangga terhadap hasil karyanya. Siswa dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru hanya dikerjakan sendiri, guru tidak membentuk kelompok-kelompok kerja, siswa juga malu membacakan puisinya bahkan juga banyak siswa yang tidak mau membacakan puisi karya sendiri.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi bebas siswa kelas V SDN 1 Kupuk Kabupaten Ponorogo melalui teknik Sumbang Kata. Secara khusus tujuan penelitian tersebut dijabarkan menjadi empat bagian berikut: (1) meningkatkan kemampuan menulis puisi bebas siswa kelas V SDN 1 Kupuk Kabupaten Ponorogo melalui teknik Sumbang Kata pada tahap pra-menulis, (2) meningkatkan kemampuan menulis puisi bebas siswa kelas V SDN 1 Kupuk Kabupaten Ponorogo melalui teknik Sumbang Kata pada tahap pemburaman, (3) meningkatkan kemampuan menulis puisi bebas siswa kelas V SDN 1 Kupuk Kabupaten Ponorogo melalui teknik Sumbang Kata pada tahap perbaikan, (4) meningkatkan kemampuan menulis puisi bebas siswa kelas V SDN 1 Kupuk Kabupaten Ponorogo melalui teknik Sumbang Kata pada tahap publikasi.
Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat antara lain: (1) memberikan sumbangan dalam bentuk puisi bebas mengenai sebuah pembelajaran dengan penggunaan teknik Sumbang Kata, (2) memberikan sumbangan untuk pengembangan pembelajaran bahasa Indonesia pada umumnya dan khususnya pengembangan pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Secara praktis, hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: (1) bagi penulis sebagai pemenuhan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Master Pendidikan program studi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Islam Malang, (2) bagi Guru menambah wawasan dan bacaan serta hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk peningkatan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada sub menulis puisi bebas.
METODE
Yang perlu peneliti sampaikan dalam bab ini adalah pembelajaran menulis puisi bebas melalui teknik sumbang kata dapat dilakukan dengan langkah-langkah seperti di bawah ini: (1) Siswa dikelompokkan menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 4/5 orang, (2) Setiap kelompok diberi tugas untuk menginventarisasi kata-kata untuk bahan menulis puisi bebas sesuai dengan jenis/kelas kata tertentu, (3) kelompok 1 menginventarisas kata benda, kelompok 2 kata kerja, kelompok 3 menginventarisasi kata sifat, kelompok 4 menginventarisasikata bilangan, kelompok 5 menginventarisasi kata keterangan, dan kelompok 6 menginventarisasi kata seru, (4) setiap kelompok menuliskan hasil inventarisasinya di papan tulis agar dapat beriur dengan kelompok lain, (5) setiap kelompok merangkaikan kata – kata yang dipilih dari beberapa kelompok untuk menyusun bait - bait puisi bebas sesuai dengan tema/judul tertentu, (6) setiap siswa dalam kelompoknya meriviu puisi bebas yang telah ditulisnya sebelum dipresentasikan, (7) setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya berupa puisi bebas karya kelompok, kemudian dikomentari oleh kelompok lain.
PEMBAHASAN
Pada tahap Pramenulis dan tahap pemburaman, peneliti mengamati dan mencatat aktivitas guru dan siswa dalam memilih tema, memilih topik tulisan, mengumpulkan dan mengorganisasikan bahan, menentukan tujuan tulisan, menentukan bentuk tulisan, menentukan komposisi topik dan subtopik, menyusun kerangka tulisan, mengembangkan kalimat utama dan pengembang.
Hasil observasi pada tahap ini dikemukakan sebagai berikut. Pada awal kegiatan pembelajaran, siswa mengikuti dengan tertib penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran menulis puisi bebas dengan teknik sumbang kata. Guru memberi kebebasan pada siswa untuk membaca dan mempelajari contoh puisi yang dibawa oleh siswa dari rumah. Hal yang tampak siswa antusias membaca puisi yang dibawa dari rumah, sebagian besar siswa saling tukar puisinya dengan temannya. Namun disisi lain suara siswa yang membaca dengan suara yang keras menyebabkan suara siswa tidak bisa didengar secara jelas oleh guru dan peneliti. Namun demikian, keadaan tersebut relatif dapat teratasi pada saat guru memberi penjelasan yang disertai contoh-contoh. Pada kegiatan curah pendapat tentang pemilihan topik/subtopik, siswa telah dengan baik mengemukakan hasil identifikasinya. Hal ini ditunjukkan dengan mengajukan pendapat topik/subtopik yang ingin dipilih. Siswa tampak cukup bersemangat untuk ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Peneliti mengamati adanya kesungguhan siswa dalam berupaya menemukan pengetahuan baru tentang pemilihan topik.
Pada kegiatan mengorganisasikan dan mengumpulkan bahan tulisan secara individual, menentukan tujuan tulisan, menentukan bentuk tulisan, menentukan komposisi topik dan subtopik, menyusun kerangka tulisan, mengembangkan kalimat utama dan pengembang, siswa cukup mampu melakukannya.
Kegiatan pada tahap pramenulis dan tahap pemburaman ini diakhiri dengan menyimpulkan bahwa kerangka puisi merupakan dasar dari pengembangan judul dan isi puisi.
Pada tahap perbaikan dan tahap publikasi, penelitian mengamati dan mencatat aktivitas siswa dalam mencermati kembali buram puisi, menandai bagian yang kurang tepat, merubah bagian yang kurang tepat, membetulkan kesalahan teknis kebahasaan dan membandingkan hasil perbaikan dengan buram awal.
Beberapa indikator aktivitas siswa yang dapat diamati meliputi beberapa hal berikut. Pada awal kegiatan perbaikan siswa cukup memperhatikan penjelasan guru tentang revisi judul, isi, tulisan dan kebahasaan. Kegiatan selanjutnya yakni curah pendapat tentang saran-saran revisi yang diberikan siswa dalam satu kelompok. Siswa tampak dengan baik mengamati saran-saran revisi judul, isi, tulisan dan kebahasaan. Aktivitas siswa dalam melakukan revisi isi dan kebahasaan dengan pertimbangan topik tulisan tampak dapat dilaksanaan dengan baik. Secara maksimal guru telah berupaya untuk menanamkan pengetahuan dengan cara menunjukkan contoh konkrit bentuk kesalahan dan perbaikannya.
Pada akhir kegiatan perbaikan siswa cukup dapat menyimpulkan bahwa saran revisi menyangkut dua hal utama, yakni keterpaduan isi dan unsur puisi.
Pada segmen pembacaan puisi siswa terlihat berlomba-lomba untuk menampilkan puisinya, walaupun masih ada beberapa anak yang terlihat malu membacakan puisinya, namun masalah ini dapat diatasi oleh guru dengan cara memotivasi siswa agar menunjukan kerjanya yang terbaik.
Kegiatan selanjutnya adalah pemajangan puisi di mading kelas. Setelah semua siswa memasang puisinya di madding kelas, mereka kemudian di ajak mengamati dan membandingkan puisi-puisi yang ada serta kemudian menentukan puisi yang terbaik.
Pada saat pemajangan puisi siswa terlihat antusias bahkan berebut tempat yang paling baik. Alasan berebut tempat agar puisi karya siswa mudah dibaca oleh temannya.
Pada bagian menentukan puisi yang terbaik, siswa terlihat ngotot dalam adu argumentasi untuk menentukan puisi terbaik hal ini disebabkan sebagian besar puisi mempunyai kualitas yang hampir sama, tetapi masalah ini bisa dipecahkan dengan jalan guru menjelaskan kriteria penilaian. Kriteria penilaian yang diberikan oleh guru meliputi: judul puisi, kesesuaian isi puisi dengan judul, kesesuaian ilustrasi dengan isi, tulisan, dan kebahasaan.
Selanjutnya guru menutup rangkaian tindakan pada siklus II dengan memberikan pujian kepada siswa dan membacakan puisi terbaik. Siswa menyambut pembacaan puisi terbaik dengan tepuk tangan.
Selengkapnya prestasi belajar puisi bebas siswa kelas V SDN 1 Kupuk Kabupaten Ponorogo sebagaimana dalam tabel 4.2 berikut.
Tabel 1 Peningkatan prestasi belajar refleksi awal, siklus I dan siklus II
No. | Nomor Induk | Nilai Refleksi Awal | Nilai Siklus I | Nilai Siklus II |
1. | 2666 | 75 | 80 | 85 |
2. | 2667 | 75 | 80 | 90 |
3. | 2668 | 70 | 65 | 90 |
4. | 2669 | 50 | 75 | 80 |
5. | 2670 | 45 | 75 | 85 |
6. | 2671 | 45 | 65 | 80 |
7. | 2672 | 30 | 65 | 90 |
8. | 2673 | 75 | 70 | 90 |
9. | 2674 | 45 | 50 | 90 |
10. | 2675 | 40 | 60 | 90 |
11. | 2676 | 40 | 50 | 80 |
12. | 2677 | 45 | 60 | 80 |
13. | 2678 | 45 | 75 | 90 |
14. | 2679 | 75 | 75 | 90 |
15. | 2680 | 45 | 65 | 90 |
16. | 2681 | 65 | 75 | 85 |
17. | 2682 | 46 | 80 | 80 |
18. | 2683 | 50 | 70 | 75 |
19. | 2684 | 45 | 85 | 90 |
20. | 2685 | 45 | 70 | 90 |
| Jumlah | 1.070 | 1385 | 1.720 |
| Rata-rata | 53,50 | 69,25 | 86,0 |
Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa telah terjadi peningkatan prestasi belajar menulis puisi bebas, sebelum tindakan siklus I siswa yang belum mencapai ketuntasan (memperoleh nilai di bawah 70) sebanyak 15 anak atau 75%, nilai terendah sebesar 30 dan tertinggi 75 dengan nilai rata-rata secara klasikal sebesar 53,50. Setelah diadakan tindakan siklus I yang tidak tuntas sebanyak 8 anak atau 40% dengan nilai rata-rata secara klasikal sebesar 69,25. Setelah diadakan tindakan siklus II yang tidak tuntas 0% atau dengan kata lain semua tuntas. Nilai awal terendah 30, nilai terendah pada siklus I adalah 50, nilai terendah siklus II adalah 75. Nilai awal tertinggi 75, nilai tertinggi pada siklus I sebesar 85, nilai tertinggi pada siklus II adalah 90. Rata-rata secara klasikal mengalami kenaikan dari 53,50 pada refleksi awal naik menjadi 69,25 pada siklus I dan meningkat menjadi 86,0. Nilai tertinggi pada refleksi awal, setelah diadakan tindakan siklus I, dan setelah diadakan tindakan siklus II tercatat diraih oleh anak yang sama, tetapi nilai terendah pada refleksi awal, setelah diadakan tindakan siklus I, dan setelah diadakan tindakan siklus II tercatat diraih oleh anak yang berbeda-beda.
Dari data tersebut jika dikonfirmasikan dengan pedoman penerapan siklus sebagaimana dalam bab III maka dapat dipastikan bahwa dengan penerapan siklus II ini maka penelitian dapat dihentikan. Dengan kata lain, mengingat ketuntasan secara individu telah mencapai 100% penelitian sudah sesuai dengan tujuan dan kriteria yang ditetapkan yakni siklus akan dihentikan jika ketuntasan secara individu dan klasikal lebih dari atau sama dengan 75%.
Peningkatan prestasi belajar seiring dengan penerapan teknik sumbang kata dalam pembelajaran menulis puisi bebas juga dapat digambarkan sebagaimana dalam diagram di bawah ini.
PEMBAHASAN
Pada bagian ini dikemukakan pembahasan (1) relevansi antara temuan dan kurikulum, (2) relevansi antara temuan penelitian dan kegiatan belajar mengajar bahasa Indonesia di SD, (3) relevansi antara temuan penelitian dan metode pembelajaran Bahasa Indonesia di SD, (4) relevansi antara temuan penelitian dan guru/siswa mata pelajaran bahasa Indonesia di SD, (5) relevansi antara temuan penelitian dan teknik pembelajaran Bahasa Indonesia di SD. Dalam hal ini hasil temuan penelitian peningkatan kemampuan menulis puisi bebas dengan teknik sumbang kata siswa kelas V SDN 1 Kupuk Kabupaten Ponorogo.
Relevansi Antara Temuan dan Kurikulum
Standar kompetensi menulis siswa kelas V SD semester 1 adalah mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan pengalam secara tertulis dalam bentuk karangan, surat undangan dan dialog tertulis, mencakup tiga kompetensi dasar, yakni (1) menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan, (2) menulis surat undangan (ulang tahun, acara agama, kegiatan sekolah, kenaikan kelas, dll.) dengan kalimat efektif dan memperhatikan ejaan, (3) menulis dialog sederhana antara dua atau tiga tokoh dengan memerhatikan isi serta perannya. Standar kompetensi menulis siswa kelas V SD semester 2 adalah mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan pengalam secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan dan puisi bebas bebas, mencakup tiga kompetensi dasar, yakni (1) meringkas isi buku yang dipilih sendiri dengan memperhatikan penggunaan ejaan, (2) menulis laporan pengamatan atau kunjungan berdasarkan tahapan (catatan, konsep awal, perbaikan, final) dengan memperhatikan penggunaan ejaan, (3) menulis puisi bebas bebas dengan pilihan kata yang tepat.(Dharma Bhakti, 2006:27-28).
Salah satu kompetensi dasar menulis siswa kelas V SD adalah menulis puisi bebas bebas dengan pilihan kata yang tepat.. Indikator hasil belajarnya, yakni (1) menulis puisi bebas (2) publikasi puisi bebas karya sendiri.
Pengalaman belajar yang diperoleh siswa kelas V SD setelah mengikuti pembelajaran menulis puisi bebas bebas melalui teknik sumbang kata, meliputi: memilih tema menulis, memilih topik menulis, mengumpulkan dan mengorganisasikan bahan, menentukan tujuan menulis, menentukan bentuk menulis, menentukan komposisi topik dan subtopik, menyusun kerangka menulis, mengembangkan kalimat utama dan pengembang, menandai bagian yang kurang tepat, merubah bagian yang kurang tepat, membandingkan hasil perbaikan dengan draf awal, meneliti kembali keutuhan dan kepaduan menulis, menandai kesalahan kebahasaan, menghilangkan atau menambah bagian menulis dan kebahasaan, memberi ilustrasi dengan gambar yang sesuai dengan tema, topik atau subtopik, mengkreasikan unsur formal puisi bebas, membaca puisi bebas, memajang puisi bebas di tempat pemajangan yang menarik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rencana pembelajaran menulis puisi bebas dengan menggunakan teknik sumbang kata telah mempertimbangkan komponen kurikulum, tahap-tahap menulis. Komponen kurikulum dalam hal ini tujuan pembelajaran menulis puisi bebas siswa kelas V SD sebagaimana tercantum dalam KTSP yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator. Tahap-tahap pembelajaran menulis, meliputi pramenulis, pemburaman, perevisian dan publikasi. Tahapan pembelajaran dari pemilihan tema sampai dengan publikasi telah disatukan dalam rencana tindakan yang tertuang dalam masing-masing rencana pembelajaran. Dengan demikian, dari sisi tujuan prosedur pembelajaran penelitian ini sangat relevan dengan kurikulum KTSP bahasa Indonesia SD.
Mulyasa (2004:39) menyatakan bahwa kurikulum berbasis kompetensi dapat diartikan sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar informasi tertentu sehingga peserta didik dapat menguasai kompetensi tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skenario pembelajaran menulis puisi bebas dengan menggunakan teknik sumbang kata lebih berorientasi pada aktivitas siswa daripada guru. Dapat dikemukakan bahwa sejak mengidentifikasikan unsur-unsur dan bagian-bagian menulis puisi bebas, penetapan tema, topik, pengembangan kerangka, perevisian puisi bebas, sampai dengan publikasi puisi bebas aktivitas berpusat pada siswa. Inilah yang dijadikan sebagai salah satu dasar untuk menyatakan skenario pembelajaran menulis puisi bebas dengan teknik sumbang kata siswa kelas V SDN 1 Kupuk Kabupaten Ponorogo relevan dengan hakikat kurikulum kompetensi (KTSP) yang menekankan pada “siswa melakukan sesuatu”.
Selanjutnya relevansi hasil dan temuan penelitian terhadap KTSP juga dapat dilihat dari segi evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran dilakukan terhadap proses dan hasil belajar. Evaluasi proses bertujuan untuk memperoleh kebaikan tentang aktivitas dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, meliputi minat, antusias, respon, aktivitas, kerjasama dalam kelompok, interaksi guru siswa, keberanian unjuk kerja, dan toleeransi. Evaluasi hasil/produk bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa berupa kompetensi dasar menulis yang diukur berdasakan indikator pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa evaluasi proses dan hasil ini dilakukan secara berkesinambungan.
Selama aktivtas belajar berlangsung, siswa juga diberi kesempatan untuk mengadakan penilaian terhadap hasil menulis puisi bebas temannya dalam bentuk saran perevisian. Penerapan penilaian berbasis kelas dalam penelitian ini berjalan dengan langkah-langkah evaluasi proses dan hasil pembelajaran menulis.
Kriteria penilaian terhadap keberhasilan atau peningkatan pembelajaran menulis puisi bebas dengan teknik sumbang kata sangat ditekankan pada sejumlah aspek keberhasilan siswa sebagai berikut.
Pertama, pada tahap pramenulis sejauh mana kemampuan siswa dalam memilih tema menulis, memilih topik menulis, mengumpulkan dan mengorganisasikan bahan, menentukan tujuan menulis, menentukan bentuk menulis.
Kedua, pada tahap pemburaman bagaimana kemampuan siswa dalam menentukan komposisi topik dan subtopik, menyusun kerangka menulis, mengembangkan kalimat utama dan pengembang
Ketiga, pada tahap perevisian bagaimana kemampuan siswa dalam menandai bagian yang kurang tepat, merubah bagian yang kurang tepat, membandingkan hasil perbaikan dengan draf awal, meneliti kembali keutuhan dan kepaduan menulis, menandai kesalahan kebahasaan, menghilangkan atau menambah bagian menulis dan kebahasaan
Keempat pada tahap publikasi bagaimana kemampuan siswa dalam memberi ilustrasi dengan gambar yang sesuai dengan tema, topik atau subtopik, mengkreasikan unsur formal puisi bebas, membaca puisi bebas, memajang puisi bebas di tempat pemajangan yang menarik.
Pencatatan/penilaian dilakukan secara berkesinambungan dan komplit dari tahap pramenulis sampai kepada publikasi hal ini telah sesuai dengan kurikulum KTSP.
Relevansi Antara Temuan Penelitian dan Kegiatan Belajar Mengajar Bahasa Indonesia di SD
Pembelajaran Bahasa Indonesia berorientasi pada hakikat belajar bahasa sebagai proses belajar berkomunikasi, dan belajar sastra sebagai proses belajar menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaannya. Oleh karena itu pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi melalui program pengembangan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap Bahasa Indonesia. Siswa dilatih lebih banyak menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, tidak dituntut lebih banyak untuk menguasai pengetahuan tentang bahasa. Kegiatan belajar mengajar menulis puisi bebas dengan teknik sumbang kata sangat relevan dengan prinsip-prinsip di atas. Dalam hal pembelajaran dilaksanakan melalui aktivitas lisan dan menulis dengan menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasinya.
Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik mempunyai kemampuan sebagai berikut: (1) berkomonikasi secara efektif dea efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis, (2) menghargai dan membanggakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa Negara, (3) memahami bahasa indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan, (4) memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan social, (5) menikmati dan memanfaatkan karya sastra untukmenembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dna kemampuan berbahsa, (6) menghargai dan membanggakansastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia (Dharma Bhakti, 2006:22).
Pembelajaran menulis di SD merupakan salah satu yang berkedudukan sebagai media pembinaan bahasa Indonesia. Tujuan pembelajaran menulis di SD adalah siswa mampu mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan dalam berbagai ragam menulis. Sejalan dengan tujuan diatas maka kegiatan belajar mengajar bahasa Indonesia di SD hendaklah diarahkan pada pembentukan kemampuan berkomunikasi siswa dengan menggunakan bahasa Indonesia baik secara lisan maupun menulis.
Dalam uraian pelaksanaan pembelajaran menulis puisi bebas siswa kelas V SDN 1 Kupuk Kabupaten Ponorogo dengan teknik sumbang kata telah dikemukakan bahwa secara aktif memilih dan menentukan topik menulis sesuai dengan minat dan keinginannya. Hal ini berkaitan erat dengan kegiatan upaya siswa dalam bernalar tentang tema yang dipilih. Proses bernalar ini sudah barang tentu terkait erat dengan pengetahuan dan pengalaman siswa. Relevansi dengan kurikulum 2006 dalam hal ini terletak pada rumusan hakikat kegiatan belajar mengajar atau pembelajaran yang berorientasi pada kemampuan berfikir dan bernalar serta kemampuan memperluas wawasan, mempertajam perasaan siswa, dan memiliki kepekaan di dalam interaksi sosial, dan menghargai perbedaan baik di dalam hubungan antar individu ataupun di dalam kehidupan bermasyarakat yang berlatar budaya dan agama berbeda-beda.
Hasil dan temuan peneliti menunjukkan bahwa skensrio pembelajaran menulis puisi bebas melalui teknik sumbang kata, meliputi kegiatan pendahuluan , kegiatan inti dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan berisikan apersepsi siswa tentang materi yang sedang dipelajari dan penyiapan kerangka menulis berdasarkan tema yang dipilih oleh masing-masing siswa. Kegiatan inti pembelajaran berisikan aktivitas utama siswa dalam memproduksi menulis puisi bebas yang diinginkan. Kegiatan penutup pembelajaran berisikan aktivitas penguatan pengetahuan dan pengalaman baru siswa tentang proses dan tahapan menulis puisi bebas. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung interaksi belajar mengajar dibentuk melalui metode ceramah, tanya jawab, curah pendapat, pemodelan dan penugasan.
Dengan demikian, keseluruhan rangkaian kegiatan pembelajaran menulis puisi bebas bebas melalui teknik sumbang kata yang di dalam kelas berpusat pada aktivitas siswa. Sejalan dengan tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di SD, maka kegiatan pembelajaran berlangsung siswa disamping mengembangkan kemampuan menulisnya, juga dapat mengembangkan kemampuan lisannya. Kemampuan berkomunikasi tulis didapatkan melalui proses menulis puisi bebas, sedangkan kemampuan komunikasi lisan diperoleh siswa melalui aktivitas curah pendapat dan tanya jawab di dalam kelas tentang berbagai unsur dan bagian menulis puisi bebas dan membaca puisi bebas.
Relevansi antara Temuan Penelitian dan Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD
Menulis merupakan salah satu bentuk peristiwa komunikasi yang ada hakikatnya adalah menuangkan gagasan, pendapat, perasaan, keinginan, dan kemauan, serta informasi ke dalam bentuk bahasa tulis dan kemudian “mengirimkannya” kepada orang lain (Syafi’ie 1988:45). Pada saat menulis seorang dituntut untuk menuangkan segala bentuk pikirannya berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya. Menulis yang baik adalah menulis yang secara runtut dan detail menyajikan ide, gagasan, ataupun perasaan dengan menggunakan bahasa baik dan benar. Menulis sebagai suatu rangkaian aktivitas merupakan kegiatan bertahap yang secara simultan dilakukan seseorang, yakni tahap pramenulis, pemburaman, perevisian, dan publikasi.
Menulis puisi bebas merupakan bentuk menulis yang amat bermanfaat bagi siswa. Melalui menulis siswa dapat: (1) mengeskpreiskan diri, melatih kepekaan dan kekayaan bahasanya, (2) mengembangkan kosakatanya dengan tepat, hidup dan variatif, dan (3) mengidentifikasi obyek, suasana, peristiwa dan situasi tertentu. Melalui penulisan menulis puisi bebas siswa juga dapat mengintegrasikan dan mengimplementasikan penguasaan materinya tentang struktur kebahasaan, antara lain ejaan, tanda baca, kosa kata, rasa, kebenaran kalimat dan kelogisan kalimat.
Agar siswa dapat mempelajari sekaligus memperoleh kemampuan dan keterampilan menulis puisi bebas maka paling tidak pembelajaran menulis haruslah memenuhi tiga persyaratan berikut. Pertama, guru dituntut mengupayakan strategi, teknik, berbagai model pembelajaran, bermakna, bervariasi, dan sesuai dengan dunia anak. Kedua, pembelajaran perlu dikemas dalam bentuk aktivitas belajar yang menyenangkan siswa, misalnya melibatkan pengalaman praktis, permainan, dan menggunakan media yang sesuai dengan kebutuhan anak. Ketiga, guru memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya kepada seluruh siswa untuk menulis dan berinteraksi dengan yang lainnya.
Hasil dan temuan penelitian menunjukkan bahwa teknik sumbang kata dapat dijadikan sebagai salah satu teknik pembelajaran menulis puisi bebas di SD. Penerapan teknik sumbang kata memiliki sejumlah karakteristik sebagai berikut. Pertama, pembelajaran dilaksanakan dengan menarik, bermakna, dan bervariasi hal ini dapat dipahami dari proses identifikasi unsur-unsur dan tahapan-tahapan menulis puisi bebas, penemuan topik menulis, penyusunan kerangka menulis, pemburaman menulis puisi bebas, perevisian menulis puisi bebas, publikasi menulis puisi bebas. Kedua , siswa secara bebas mengemukakan ide dengan tema dan topik menulis. Ketiga, teknik sumbang kata melibatkan pengetahuan dan pengalaman praktis yang sebelumnya telah dimiliki oleh siswa. Hal ini tampak dari pemilihan topik dan pengembangan detail subtopik.
Dalam pelaksanaan pembelajaran menulis puisi bebas dengan menggunakan teknik sumbang kata memiliki kesempatan yang luas untuk menulis dan berinteraksi dengan siswa lainnya. Langkah-langkah kegiatan dalam setiap tahap menulis telah terbukti memberikan kesempatan sebanyak-banyaknya kepada siswa untuk aktif partisipasi dalam kegiatan belajar mengajar. Melalui metode pembelajaran yang demikian siswa dapat menemukan sendiri berbagai pengalaman dan pengetahuan baru. Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa menulis puisi bebas melalui teknik sumbang kata ini sangat sesuai dengan karakteristik siswa kelas V SDN 1 Kupuk Kabupaten Ponorogo.
Dalam membentuk interaksi belajar mengajar, teknik sumbang kata menggunakan metode ceramah, tanya jawab, curah pendapat, pemodelan, dan penugasan. Penggunaan beberapa metode ini berada pada tingkatan kegiatan belajar yang tercermin dalam langkah-langkah kegiatan dalam setiap tahapan menulis. Metode ceramah dapat digunakan dalam pembelajaran sebagai upaya guru untuk menyampaikan informasi, memperjelas suatu kegiatan, dan menyimpulkan materi pembelajaran pada akhir kegiatan. Metode curah pendapat dapat digunakan untuk memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat simpulan, atau menyusun berbagai alternatif pemecahan suatu masalah. Metode tanya jawab dalam proses belajar mengajar dapat digunakan untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar, membangkitkan minat dan rasa ingin tahu terhadap masalah yang sedang dibicarakan, dan mengembangkan pola berfikir siswa, sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik. Metode penugasan dalam proses belajar mengajar dapat digunakan untuk memfokuskan proses dan hasil belajar siswa agar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Relevansi Antara Temuan Penelitian dan Guru/ Siswa Mata Pelajaran bahasa Indonesia di SD
Guru dan siswa merupakan salah satu komponen pembelajaran yang memiliki peran berbeda. Guru lebih berperan sebagai pendidik, pembimbing, penasehat, pendorong motivator, dan penilai dalam pembelajaran. Siswa lebih berperan sebagai pelaku (subjek) pembelajaran yang secara mandiri mencari, menemukan, menganalisis, menyimpulkan dan menyimpan pengetahuan baru. Kedua pelaku pembelajaran ini secara kolaboratif melaksanakan pembelajaran di dalam kelas dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Sebagaimana dikemukakan dalam hasil temuan penelitian bahwa teknik sumbang kata merupakan salah satu strategi yang berorientasi pada keaktifan siswa. Pada masing-masing tahap pembelajaran menulis, siswa melakukan suatu aktivitas yang terprogram mulai dari memilih tema menulis, memilih topik menulis, mengumpulkan dan mengorganisasikan bahan, menentukan tujuan menulis, menentukan bentuk menulis, menentukan komposisi topik dan subtopik, menyusun kerangka menulis, mengembangkan kalimat utama dan pengembang, menandai bagian yang kurang tepat, merubah bagian yang kurang tepat, membandingkan hasil perbaikan dengan draf awal, meneliti kembali keutuhan dan kepaduan menulis, menandai kesalahan kebahasaan, menghilangkan atau menambah bagian menulis dan kebahasaan, memberi ilustrasi dengan gambar yang sesuai dengan tema, topik atau subtopik, mengkreasikan unsur formal puisi bebas, membaca puisi bebas, sampai memajang puisi bebas Berkaitan dengan hal itu guru perlu menciptakan situasi pembelajaran partisipatif. Ciri-ciri pembelajaran partisipatif, yakni (1) mendorong siswa untuk siap belajar, (2) membantu siswa untuk mendiagnosis dan menemukan kebutuhan belajarnya, (3) membantu siswa untuk memahami tujuan belajarnya, (4) membantu siswa dalam melakukan kegiatan belajar, dan (5) membangun siswa melakukan evaluasi diri terhadap proses dan hasil belajar.
Dalam pelaksanaan pembelajaran menulis siswa memiliki peran sentral sebagai subjek pelaku belajar. Keseluruhan tahapan pembelajaran menulis memerlukan keaktifan dan kesungguhan siswa dalam belajar. Siswa mempelajari bahasa sebagai alat komunikasi, lebih dari pada sekedar pengetahuan tentang bahasa.
Prinsip pembelajaran dalam KTSP mencantumkan pembelajaran hendaknya terpusat pada siswa dengan cara dilatih lebih banyak menggunakan bahasa untuk komunikasi, bukan dituntut lebih banyak menguasai pengetahuan tentang bahasa. Sejalan dengan hal ini teknik sumbang kata menjadi semakin relevan untuk diterapkan dalam pembelajaran menulis puisi bebas. Siswa dalam hal ini memiliki kesempatan seluas-luasnya untuk terlibat secara aktif dan menyampaikan pengetahuan/pengalaman nyata yang telah dimiliki sebelumnya. Guru bertindak sebagai fasilitator yang membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa dengan cara melakukan beberapa hal, yakni: (1) mengobservasi proses menulis siswa, (2) mencatat dan mengecek seluruh hasil menulis siswa, (3) menyusun tugas kelompok, (4) memberikan kesempatan khusus bagi siswa yang memiliki kemampuan berbeda dengan yang lain, (5) mempelajari hasil refleksi diri siswa dalam menulis, (6) melakukan penilaian secara adil dan terbuka.
Relevansi Antara Temuan Penelitian dan Teknik Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD
Teknik pembelajaran adalah cara yang digunakan guru atau siswa dalam proses belajar mengajar. cara ini berfungsi untuk menyalurkan pesan/informasi pembelajaran yang dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan siswa sehinga pencapaian tujuan pembelajaran menjadi efektif dan efisien.
Hasil dan temuan penelitian menunjukkan yaitu contoh/model menulis puisi bebas, contoh/model kerangka menulis, dan buku teks bahasa Indonesia kelas V-B untuk SD, serta lembar kerja siswa. Tujuan penggunaan kelima jenis media dan sarana tersebut, yakni untuk mempermudah siswa mendapatkan dan menemukan berbagai informasi teoritis maupun praktis tentang menulis puisi bebas. Informasi ini berubah menjadi pengethauan dan pengalaman baru siswa setelah seluruh rangkaian pembelajaran telah selesai dilaksanakan.
Teknik sumbang kata memiliki pengaruh cukup berarti bagi kegiatan belajar siswa. Sehubungan dengan penerapan teknik ini, disajikan beberapa hal berikut: (1) belajar menulis puisi bebas dengan teknik sumbang kata yang efektif berpusat pada siswa. Perubahan pola pembelajaran yang harus dilakukan yakni “guru menjelaskan tentang menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat dan siswa mendengar “menjadi” siswa menemukan pengetahuan dan keterampilan menulis, (2) pembelajaran menulis puisi bebas melaui teknik sumbang kata lebih mementingkan” bagaimana cara siswa menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat” dan “bagaimana cara siswa memperoleh pengetahuan dan kecakapan menulis puisi bebas” daripada sekedar “ bagaimana hasil dan isi menulis puisi bebas siswa,” (3) umpan balik berupa pemberian saran perbaikan terhadap kesalahan isi dan kepaduan menulis puisi bebas sangat berarti bagi siswa. Hal ini dapat dijadikan acuan bagi siswa dalam melakukan kegiatan menulis puisi bebas dengan melaui teknik sumbang kata pada kesempatan lainnya, (4) dalam pembelajaran menulis puisi bebas melaui teknik sumbang kata kerja kelompok digunakan sebagai wahana pembentukan komunitas belajar. Melalui komunitas belajar ini, pembelajaran dilakukan dengan cara mempraktikkan secara langsung tahapan-tahapan menulis.
SIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini disajikan dua uraian, yakni simpulan dan saran. Simpulan penelitian tentang penelitian kemampuan menulis puisi bebas melalui teknik sumbang kata siswa kelas V SDN 1 Kupuk Kabupaten Ponorogo. Saran-saran yang dikemukakan berbentuk rekomendasi guru bahasa Indonesia di SD, siswa kelas V SD, penyusun buku teks, penyusun kurikulum bahasa Indonesia SD, dan peneliti lainnya.
6.1 Simpulan
Secara umum dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis puisi bebas melalui teknik sumbang kata siswa kelas V SDN 1 Kupuk Kabupaten Ponorogo dapat ditingkatkan. Peningkatan kemampuan tersebut dilakukan melalui pelaksanaan tindakan dalam dua siklus.
6.1.1 Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Bebas Tahap Pramenulis
Peningkatan kemampuan menulis puisi bebas melalui teknik sumbang kata siswa kelas V SDN 1 Kupuk Kabupaten Ponorogo pada tahap pramenulis dicapai melalui fokus pembelajaran mengarahkan siswa pada aktivitas merumuskan masalah. Hasilnya seperti di bawah ini.
1) Siswa telah mampu memilih tema tulisan.
2) Siswa telah mampu memilih topik tulisan.
3) Siswa telah mampu mengumpulkan dan mengorganisasikan bahan.
4) Siswa telah mampu menentukan tujuan tulisan.
5) Siswa telah mampu menentukan bentuk tulisan.
6.1.2 Peningkatan Kemampuan Menulis Tahap Pemburaman
Peningkatan kemampuan menulis puisi bebas melalui teknik sumbang kata siswa kelas V SDN 1 Kupuk Kabupaten Ponorogo pada tahap pemburaman dicapai melalui fokus pembelajaran membimbing dan mengarahkan siswa untuk menemukan jawaban sementara, dengan hasil seperti di bawah ini: (1) Siswa telah mampu menentukan komposisi topik dan subtopic, (2) siswa telah mampu menyusun kerangka tulisan, (3) siswa telah mampu mengembangkan kalimat utama dan pengembang.
Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Bebas Tahap Perbaikan
Peningkatan kemampuan menulis puisi bebas melalui teknik sumbang kata kelas V SDN 1 Kupuk Kabupaten Ponorogo pada tahap perbaikan dicapai melalui fokus pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk mengkaji temuan. Dengan hasil sebagai berikut: (1) siswa telah mampu menandai bagian-bagian yang kurang tepat, (2) siswa telah mampu merubah bagian-bagian yang kurang tepat, (3) siswa telah mampu membandingkan hasil perbaikan dengan draf awal, (4) siswa telah mampu meneliti kembali keutuhan dan kepaduan tulisan, (5) siswa telah mampu menandai kesalahan kebahasaan, (6) siswa telah mampu menghilangkan atau menambah bagian tulisan dan kebahasaan, (7) hasil perbaikan puisi bebas merupakan bahan dasar untuk proses publikasi.Kemampuan ini diperoleh siswa melalui kegiatan mandiri dan curah pendapat.
Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Bebas Tahap Publikasi
Peningkatan kemampuan menulis puisi bebas melalui teknik sumbang kata siswa kelas V SDN 1 Kupuk Kabupaten Ponorogo pada tahap publikasi dicapai melalui pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk menarik simpulan, hasilnya sebagai berikut: (1) siswa telah mampu memberi ilustrasi dengan gambar yang sesuai dengan tema, topik atau subtopic, (2) siswa telah mampu mengkreasikan unsur formal puisi, (3) siswa telah mampu membaca puis, (4) Siswa telah mampu membaca puisi di depan teman-temannya dan memajang puisi di tempat pemajangan yang menarik.
Saran
Berdasarkan hasil dan temuan penelitian, pembahasan dan simpulan, berikut peneliti sampaikan beberapa saran, diantaranya sebagai berikut.
Kepada Guru Bahasa Indonesia Sekolah Dasar
Salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan kemampuan menulis puisi bebas adalah keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Untuk itu, kepada guru kelas V untuk: (a) merancang rencana pembelajaran dengan menempatkan siswa sebagai pusat aktivitas pembelajaran, (b) teknik sumbang kata merupakan salah satu alternatif dalam pembelajaran menulis puisi bebas, (c) memberikan saran dan masukan baik yang berkaitan dengan kesalahan maupun kelebihan pada tulisan puisi bebas siswa, (d) memberikan kebebasan siswa untuk menyampaikan ide selama pembelajaran menulis puisi bebas berlangsung, dan (e) memberikan arahan dan motivasi selama siswa melakukan kegiatan menulis puisi bebas.
Siswa Kelas V SD
Berdasarkan hasil penelitian ini hendaknya siswa menyadari bahwa (1) menulis puisi bebas melalui teknik sumbang kata merupakan kegiatan menyampaikan ide tentang fakta, peristiwa, imajinasi yang terdiri dari beberapa tahapan, (2) menulis puisi bebas akan lebih mudah jika dilakukan secara bersama-sama dalam satu kelompok atau satu kelas, (3) kegiatan menulis puisi bebas pada hakekatnya adalah penyampaian ide tentang fakta, peristiwa, imajinasi secara puitis.
Penyusun Buku Ajar Bahasa Indonesia untuk SD
Secara umum dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis puisi bebas melalui teknik sumbang kata siswa kelas V SDN 1 Kupuk Kabupaten Ponorogo dapat ditingkatkan sehingga dalam menyusun buku ajar bahasa Indonesia untuk SD hendaknya: (1) mencantumkan langkah-langkah pembelajaran menulis puisi bebas menggunakan teknik sumbang kata sesuai dengan masing-masing tahapan menulis, (2) memberikan contoh tulisan puisi bebas mulai dari hasil tahap pramenulis, hasil tahap pemburaman, hasil tahap perevisian, dan tahap publikasi.
Penyusun Kurikulum Bahasa Indonesia SD
Mengingat teknik sumbang kata dapat meningkatkan memampuan menulis puisi bebas kepada penyusun kurikulum disarankan agar: (1) mengalokasikan waktu yang cukup untuk pembelajaran menulis puisi bebas, (2) menyertakan perangkat dasar pembelajaran menulis puisi bebas dalam bentuk instrumen menulis, sehingga siswa dan guru memiliki arah yang sama dalam memahami hakekat, proses dan hasil kegiatan, (3) evaluasi pembelajaran menulis puisi bebas lebih ditekankan pada “bagaimana cara menulis dan bukan semata-mata bagaimana hasil menulis puisi bebas anak”
Peneliti Lain
Penelitian tindakan ini merupakan langkah awal pencarian alternatif untuk memecahkan permasalahan pembelajaran menulis puisi bebas di SD. Latar belakang dan subyek penelitiannya terbatas pada siswa kelas V SDN 1 Kupuk Kabupaten Ponorogo. Dengan demikian disarankan kepada peneliti lain untuk menindak lanjuti hasil dan temuan penelitian ini dengan cara: (1) memperluas jangkauan latar dan subyek, (2) memperdalam analisa menyangkut komponen pembelajaran yang lain, dan (3) melakukan penelitian serupa dalam konteks pembelajaran menulis jenis karangan yang lainnya.
DAFTAR RUJUKAN
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional
Fajri EM Zul, Senja Ratu A. 2008. Kamus Lengkapr Bahasa Indonesia. Jakarta : Difa Pubisher Balai Pustaka.
Ghazali. 2010. Pembelajaran Ketrampilan Berbahasa. Bandung: PT Refika Aditama.
Hamid. 2007. Mencari Solusi Pengajaran Sastra Indonesia, (online), (http://gemasastrin.wordpress.com/2007/05/01/mencari-solusi-pengajaran-sastra-indonesia/, diakses 25 Mei 2011).
Iskandarwassid, Sunendar Dadang. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung : Remaja Rosdakarya
Mistar J, 2010. Pedoman Penulisan Tesis. Malang : Program Pascasarjana Universitas Islam Malang.
Nazar. 2004. Bahasa Indonesia dalam Karangan Ilmiah. Bandung: Humaniora
Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP/SD/MI). 2006. Jakarta: BP Dharma Bhakti.
Peningkatan Karir Tenaga Kependidikan Khususnya Dalam Pembuatan Karya Tulis Ilmiah Sebagai Kegiatan Pengembangan Profesi. 2006. Ponorogo: Dinas Pendidikan.
Pennyususunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) Berupa Laporan Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas. 2006. Ponorogo: Dinas Pendidikan.
Puja. 2011. Pengajaran Sastra, (online), (http://sastra-indonesia, (online), Com/2011/03/ pengajaran-sastra/, diakses 25 Mei 2011)
Purwanto, D. 2011. Pendidikan Karakter melalui Pembelajaran Sastar, (online) (http:// fkip.um-surabaya.ac.id/2011/04/29/pendidikan-karakter.melalui-pembelajaran-sastra/
Sadikin M. 2010. Kumpulan Sastra Indonesia. Jakarta : Gdang Ilmu
Sanjaya W, 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana
Siwi E, E. 2010. Kata Berantai Sebagai Upaya Peningkatan Ketrampilan Menulis Puisi bebas (online), (http//www.ispi.or.id/2010/08/01/teknik kata berantai –sebagai-upaya-peningkatan-kemampuan-menulis-puisi bebas, diakses 8 Pebruari 2011)
Sutejo, Kasnadi. 2006. Ketrampilan Menulis. Ponorogo: STKIP
Suyatno. 2004. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya : SIC
Suyatno. 2009. Menagemen Pembelajaran Inovatif. Waru Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka
Tuhusetyo, S. 2007. Membangun Otonomi Pembelajaran Sastra, (online), (http: //sawali.info/2007/07/15/membangun-%E2%80%9C otonomi%E2% 80%9D-pembelajaran-sastra/, diakses 25 Mei 2011)